Cerita Soal Kawan Lama (Chapter 1)

www.kinamariz.com
Letter -Image Source : Pixabay.com
#SakinahMenulis-Kupikir saat itu aku baru semester IV
Sedang hangat-hangatnya mengkaji Lingustik, saat itu aku berjumpa dengan mahasiswa Pasca Sarjana dari salah satu universitas swasta di Jogjakarta. Namanya W.A.P. Ginting. Aku masih ingat bagaimana dia begitu bersemangat menularkan virus intelektualnya untuk terus membaca dan berdiskusi. Bang Ginting, begitu aku mengingatnya, dia salah seorang pelopor buletin indie Lidahibu (linguistik berfaedah dan hiburan), yang dibuat dan dicetaknya bersama teman sekostnya -menurut pengakuan dia-.

Beberapa hari saja dia di Medan untuk memperluas jaringannya, dalam beberapa hari itu pula aku dan teman-teman komunitasku (KSI) menyambutnya hangat dan penuh semangat. Dia pun mengirimi kami semua buletin yang digarapnya bersama teman-teman S2-nya itu. Karena di komunitasku aku yang termuda, dan juga aku pengurus organisasi di kampusku, UNIMED, maka tak ayal lagi, jatah sirkulasi buletin itu jatuh sempurna ke pundakku. Nyaris tiap bulan, kiriman buletin Lidahibu itu diposkan ke rumahku dalam jumlah eksemplar yang tidak sedikit.

Aku tahu, Ginting selalu berharap dalam kiriman-kiriman gratisnya, ke depannya, akan ada pelanggan yang datang menghubunginya. Lalu aku akan mentransferkan sejumlah uang dari pelanggan baru itu kepadanya dan memesan lebih banyak buletin lagi. Semestinya memang begitu. Namun aku tidak tahu, entah mengapa semangat membaca dari mahasiswa di Medan ini memang tidak ada, (karena kalau dilihat soal harga sudah pasti amat sangat terjangkau). Entah karena aku tak pandai memasarkannya (Soalnya buletin gratis itu selalu diburu laris manis), atau orientasi kuliah kami hanya sebatas nilai dan absensi, atau entah karena jauh, tak bermodal, atau gimanalah.

Yang pasti saat itu, aku telah mengecewakan impian mahasiswa perantau ini. Sebelum akhirnya dia benar-benar memutus kontak denganku, aku sempat masuk ke portal sastra mereka. Mungkin nama portal itu jendelasastra.com kalau aku nggak salah ya?
www.kinamariz.com
Letter -Image Source : Deviantart.com
At least, aku sempat berkiriman surat seputar tulisan-tulisannya. Dia, selalu punya gagasan menarik di blognya. Tapi sayangnya aku sama sekali nggak ingat alamat blognya. Jadi mungkin di postingan kedua, aku bakalan share isi surat-suratan diskusi kami ya. Tak bermaksud apapun, hanya ingin membagi kekecewaan. Berlarut-larut dalam rasa bersalah tidak baik, maka kucoba menuliskannya di sini.

Pertemanan dan diskusi itu hal yang paling indah saat aku menjadi mahasiswa. Kejadian ini begitu berbekas karena aku merasa telah mengecewakan seorang kawan yang punya harapan tinggi. Ini sama rasanya seperti kamu menghilangkan satu gigi. Memang tak apa, tapi kamu pasti merasa malu dan kecewa.

Kamu tahu, tidak ada yang lebih berharga dari teman yang cerdas dan semoga jika suatu kali dia teringat dan tak sengaja membuka laman blogku ini, semoga dia sudah memaafkan dan memaklumi ini sebagai bagian dari prosesku menuju kematangan. Salam takzim.
See you at Chapter II

Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz

1 comment

  1. Silahkan untuk berkomentar, namun ingat ya link hidup tidak diperkenankan diletak sembarangan di sini. Insya Allah saya siap kok blog walking tanpa harus nempel-nempel backlink. Ok. Thanks

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital