Resensi Buku: Inspirasi Cinta dari Guardian Angel

www.kinamariz.com
Novel Teenlit Guardian Angel karya Embart Nugroho
#Sakinah Menulis-                                         RESENSI BUKU
  • Judul      : Guardian Angel
  • Penulis   : Embart Nugroho
  • Cetakan  : Pertama
  • Terbit      : Yogyakarta, 2011
  • Penerbit  : Media Pressindo
  • Tebal      : iv + 222 hlm
  • Ukuran   : 13 × 19 cm
  • Jenis      : Novel Teenlit Populer
Dunia remaja, memang tak jauh-jauh dari yang namanya cinta. Cinta dan remaja ibarat dua sisi pada sekeping koin, saling melengkapi. Terlebih lagi, perkembangan teknologi dan informasi tak terbatas, mendorong remaja untuk berburu pengalaman demi mengenal cinta.
Guardian Angel sebagai salah satu bacaan teenlit yang membolak-balik masalah cinta dengan sangat ringkas dan remaja! Pasalnya, Ade -tokoh utama dalam novel ini- anak seorang konglomerat asal Medan, bertemu dengan Daffa, seorang bodyguard bayaran. Ade adalah gadis yang dirawat dan diperlakukan bak seorang Puteri Raja dan hidup dalam kemewahan harta orangtuanya. Daffa, seorang pemuda berbadan atletis, terpaksa berhenti kuliah dan bekerja sebagai pengawal bayaran demi menghidupi dirinya.

Pertemuan mereka sangat sulit, sebab Ade yang manja dan kadang kekanak-kanakan, sangat membenci Daffa yang tegas pada dirinya. Kehadiran sosok Dimas, memperburuk image Daffa di mata Ade. Daffa sangat berbeda dengan Dimas, kakak kelas super favorit di sekolah yang baik padanya dan ternyata mengharapkan cintanya. Lantas, bagaimana Ade harus memilih jika dia mengidolakan Dimas sekaligus menyukai Daffa?

Novel teenlit karangan Embart Nugroho ini menyuguhkan permasalahan cinta, tanpa harus membebani pembaca dengan alur cerita. Pemakaian bahasa yang akrab dengan remaja dan konflik-konflik kecil yang dibangun menjadi sebuah permasalahan yang utuh, membimbing pembaca memasuki seluk-beluk dunia remaja yang labil dan warna-warni.

Setting dibangun di 3 kota, yaitu Medan, Jakarta dan Australia.  Perluasan dan perpindahan setting yang menarik, tetap memberi pencitraan imaji yang kuat bagi pembaca. Dalam gaya bercerita di novelnya, Embart Nugroho menggunakan point of view sebagai orang ketiga yang serba tahu. Sosialita kehidupan sang tokoh pun diceritakan dengan perbandingan yang kontras, dimana tokoh Ade sebagai putri konglomerat dan Daffa yang mesti bekerja beresiko tinggi agar tak sampai melarat.

'Cinta sejati adalah cinta yang diberikan tanpa mengharap balasan. Namun kita tak akan merasa memiliki, bila belum kehilangan' kira-kira amanat itulah yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya. Amanat disisipkan dengan halus dan tidak  menggurui pembaca, sehingga remaja lebih nyaman ketika menikmati novel ini tanpa terintimidasi oleh pesan-pesan yang konvensional. Embart Nugroho (penulis yang juga merupakan anggota aktif Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Medan ini) sangat lihai menjalankan misi kepenulisannya.
www.kinamariz.com
Embart Nugroho Penulis asal Medan, -Image Source FB Embart Nugroho-
Adapun sedikit gangguan ketika pembaca menggeluti cerita dalam teenlit ini hanyalah pada konsistensi penulis menuliskan panggilan Ade untuk orangtuanya. Terkadang, Papi, namun dalam kondisi lain, juga Papa. Akan tetapi itu tidak mempengaruhi pembaca untuk terus menikmati untaian kisah Ade dalam menemukan siapa Guardian Angel sejatinya.

Proses kreatif pastilah dilalui setiap penulis sebelum melahirkan karya. Meskipun berbeda-beda tekniknya, namun konsepnya sama, yakni mereduksi ide-ide berdasarkan asumsi pribadi yang kemudian dikembangkan berasaskan realitas sosial demi kepentingan masyarakat sastra. Begitu pula dengan Guardian Angel, melalui karyanya ini, Embart Nugroho telah berupaya mereduksi nilai-nilai cinta remaja yang mungkin masih ditafsirkan sebagai 'cinta monyet' atau cinta sesaat kepada bentuk cinta yang berbeda. Semoga terinspirasi!

*KSI-Medan, November 2011
Tulisan ini telah diterbitkan di Harian Analisa, kolom Rebana 2011


Ditulis oleh Sakinah Annisa Mariz

1 comment

  1. Wah Terima kasih sudah komentar mbak Lia Amelia, semoga makin banyak orang yang gemar membaca buku ya

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital