#SakinahMenulis-
Jembatan Malam
www.kinamariz.com
Night Bridge -Image Source by Google.com-
|
bulan berpendar
seperti lentera yang samar
cahayanya jatuh
di kaki jendela kamar
seumpama rindu
yang menjembatani malam
bayang-bayangmu
hadir dari sela kaca almari hitam
selalu, suaramu
menetes di derit jarum jam
juga senyummu
yang membelah sunyi
jembatan malam,
pisahkan kita dari dunia yang semakin tua
Setoples Cinta
berikanlah aku
sedikit bunyi
supaya puisi tak
hanya bergantung pada dentum kata
meja hatimu
telah lama menyimpan dian yang tenang
di lacinya kuselipkan
setoples cinta
masih hangat dan
basah
berikanlah aku
sedikit madu
yang menempel di
senyummu
kala kita
bertemu
aku ingin
menyimpannya dalam toples cinta itu juga.
Masih Kamu
seumpama derit
matahari yang selalu menyapa pagi, malu-malu
wajahmu
mengintip-intip dari celah hati
hangat dan
terang
sinari mataku, yang
selalu bersama bayangmu
Denting Duabelas Malam
malam ini,
airmata tercecer dimana-mana
di bantal, koran
tua, dan sajadah tipis
malam ini, manusia
meleleh
dan sebahagian
nyawanya mengatung-ngatung
malam ini,
segala debu dan air menyatu di daun kering
malam ini, jarum
jam tergelincir
tapi detik
berlarian di kepalaku
malam ini, orang-orang
tetap saja kelaparan
Gembala Matahari
barangkali angin
dari barat belum cukup
menggerus mimpi
tentang oase yang muncul di tengah gurun.
aroma daun hijau
belum lama mengeringkan embun
baunya menitik
satu-satu dari tangkai pohon beringin tua dekat sungai babura
mirip serupa
manusia
tapi tanpa
kepala, tangan, dan kakinya
terbuat dari api
Bioskop Tua
putaran filmnya
adalah nafas yang terus berhembus
tidak ada
popcorn asin atau manis
hanya
butir-butir sepi mengkristal seperti permen jahe
pedas dan lembut
suaranya
sebab deritnya
adalah pesan
Silahkan untuk berkomentar, namun ingat ya link hidup tidak diperkenankan diletak sembarangan di sini. Insya Allah saya siap kok blog walking tanpa harus nempel-nempel backlink. Ok. Thanks
ReplyDelete