Kilas Balik: Old Story About Blogger KOPI Tahun 2016

www.kinamariz.com
Writing and a cup of coffee -Image Source : Picjumbo.com-
#SakinahMenulis-Cogito ergo sum, demikian Descartes, sang filsuf Perancis mengungkapkan. "Aku berpikir maka aku ada". Ungkapan klasik ala filsuf ini ternyata tak berlaku di zamannya, namun juga bertahan hingga saat ini. 

Blogger dan Eksistensialisme
Kita akui, berapa banyak orang di dunia ini yang mau mendokumentasikan dirinya menjadi sejarah dengan menulis?

Kalau kita lihat ke masa dimana Handphone masih berbunyi tuliliit... (yang berkekuatan sinar inframerah), mungkin, sedikit sekali peluang dan keinginan bagi siapapun menjadi penulis. Tapi kalau kita merujuk ke zaman dimana anak SD bisa baca berita tentang Indonesia dengan mengakses Portal Kabarindo, itu baru luar biasa jika mereka tak menulis.
Kembali ke laptop. 
Saya pribadi memulai menulis di tahun  2008, sejak masih duduk di Madrasah Aliyah. Saat itu media yang saya kenali hanya seputar media cetak. Seiring perkembangan internet di sekolah, memasuki tahun 2009, saya mulai mengenal blog dan pelan-pelan mengisi hidup saya di dunia maya ini. (Walaupun tak saya pungkiri, sejak tahun 2009 hingga 2016 sebagian tulisan saya masih terbit di media cetak), namun realitanya saya lebih nyaman dan memilih menulis di blog. Di teknologi viral ini, saya terbiasa untuk menulis dengan lebih santai dan leluasa, lebih bebas juga tidak terikat pada pakem-pakem yang ditetapkan media tertentu.
www.kinamariz.com
Logo KOPI
Menyadari jika semua hal akan berubah dan bergerak menjadi digital, saya merasa semua orang berhak dan penting untuk menjadi "ada" dengan cara menulis di blog. Mengapa di blog? Mengapa bukan harus melalui proses pengesahan seperti di koran atau majalah berskala nasional, internasional?
Saya katakan, karena blog adalah tempat paling khusyuk dan sederhana, dimana seseorang bebas menjadi dirinya sendiri tanpa intimidasi apapun. Blogger, sebutan untuk orang menulis di blog itu adalah gelar kebanggaan dimana siapapun dapat dikenal dunia, tanpa harus repot-repot berakting di layar kaca.
Blogger, dalam asumsi saya adalah sebuah fenomena eksistensialisme tersendiri. Makin berkembangnya teknologi, orang semakin mudah untuk dikenal dan mencerahkan. Saya akui, di tahun-tahun awal saya menulis, profesi seorang Blogger belum terlalu dilirik oleh para penulis media cetak, terutama di kota saya, Medan, Sumatera Utara. Atmosfer ini tentu saja berbeda dengan tahun 2010 ke atas. Di tahun tersebut dan setelahnya, blog seolah menjadi media komunikasi kedua setelah email, yang kemudian diikuti sosial media lain seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya. Intinya, seperti apapun latar belakang profesinya, semua yang berniat mengabadikan dirinya lewat kata, BISA menjadi BLOGGER.

Serunya Jadi Blogger Kabar Baik Indonesia
Akhir tahun 2015, saya mendapat tawaran dari novelis "Sunset in Weh" Aida MA, agar bergabung dalam Koalisi Online Pesona Indonesia, bisa disingkat KOPI. Komunitas KOPI ini disebutnya sebagai ruang viral dan riil para blogger kabar baik dari seluruh penjuru tanah air  Indonesia. Para blogger-blogger hebat ini berupaya saling merangkul dan berkoalisi untuk ke depannya bersama-sama membangun branding positif tentang negara kita.

Tentu saja, saya tertarik dan ikut serta.


Komunitas yang berpusat di Jakarta ini cukup menarik hati saya. Pasalnya, komunitas ini digagas dengan ide dan tujuan yang sangat mulia dari senior-senior penulis yang saya kagumi. Bermula dari percakapan di grup Whatsapp, komunitas ini telah mewujudkan berbagai kegiatan positif seputar branding film-film Indonesia, selera fashion, musik, budaya,  kuliner Indonesia, bahas soal travelling, hingga merambah keberbagai aksi sosial seperti donor darah juga Gerakan Anti kekerasan Anak.

Uniknya lagi, KOPI selalu menyemangati anggotanya dengan semboyan 3 S, (Senyum, Sapa, Sinergi) atau hastag di akun sosial media dengan #KOPIIsCinta, #OPIIsSinergi, atau #KamisKeBioskop.

 
Digagas 26 november 2015 oleh Ir Fachrul Muchsen (kita biasa menyapanya kak Arul), kak Aida MA, Ketua ASITA (H. Asnawi Bahar, SE., MSi), Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementrian Pariwisata (Dr. H. M. Iqbal Alamsjah, MA), hingga President/CEO El-Jhon Indonesia (Daddy Jhonnie Sugiarto), KOPI meluncur dan membuka kesempatan pada semua blooger di Indonesia yang ingin bertumbuh dan bersinergi bersama KOPI.

Saya sangat tertarik dengan koalisi semacam ini. Terus terang,  bagi seorang penulis viral pemula bagi saya, blogger KOPI adalah tantangan tersendiri. Bergabung di komunitas KOPI dengan ide-ide besar para penggagasnya cukup mengasah kreativitas dan kompetensi menulis. KOPI bukan hanya merangkul kita menjadi penulis, lebih jauh, KOPI menjadikan kita seorang jurnalis yang bebas. Hal ini tertuang dalam deklarasi yang pasti kita dapatkan ketika bergabung di grup Whatsapp KOPI Is Cinta, yang berbunyi :


"Kami jurnalis dan blogger di bawah naungan AJOIN (Aliansi Jurnalis Online Indonesia) dan KABARINDO UTAMA -tanpa syarat dan ikatan apapun berkoalisi untuk :

1. Peduli Merah Putih dengan turut serta berperan aktif menginformasikan dunia pariwisata, perfilman, budaya, music, fashion, dan kuliner Indonesia yang berbasis GOOD NEWS.

2. Mengedepankan informasi positif mengenai pesona Indonesia untuk dunia.

3. Berupaya jadi saksi pertama kreativitas anak negeri dan akan mengapresiasinya dalam bentuk tulisan persembahan untuk bangsa dan dunia. 

   Dideklarasikan bersama di Hotel ORIA, Jakarta 26 November 2015.

Mengapa Harus Bersama KOPI?
Pertanyaan klasik yang selalu dipertanyakan para blogger muda, di kota Medan, kota kelahiran dan domisili saya tentunya. Saya katakan, Koalisi Online Pesona Indonesia adalah wadah kreatif, tempat dimana para blogger dengan satu misi, yaitu membawa Indonesia menjadi lebih baik. Maka, ketika Medan dipercaya sebagai salah satu kota dimana KOPI bisa bersinergi, saya dengan terbuka mengatakan OKE, Yes, Medan SIAP.

Hingga saat ini, 25 anggota KOPI Medan telah merasakan manfaatnya. Berbagai kegiatan seperti seminar, nonton bareng, hingga meet and greet dengan para pemain film, telah dilakukan bersama-sama. Selain medapat akses ke dunia yang lebih luas, berbagi informasi dan kesempatan juga semakin terbuka lebar.

Kak Arul atau yang kerap dipanggil kak Al, owner dari KOPI ini mengatakan, "Kakak adalah panggilan wajib antar sesama peserta KOPI." Menurutnya, panggilan yang setara itu semata-mata bertujuan mengakrabkan sesama anggota hingga tidak ada kesenjangan senior-junior. KOPI Is Asyik, demikian Medan dilabelinya.

Terakhir

Dalam waktu dekat ini, KOPI yang sebentar lagi memasuki usia setahun, akan menyelenggarakan pesta besar-besaran, dimana seluruh peserta KOPI dari penjuru Indonesia akan dihadirkan untuk membuktikan bahwa Indonesia punya kabar baik untuk dunia. 

Bersama K O P I kita bisa Senyum, Sapa, dan Sinergi!
Salam, 3S

(Kemudian di November 2016 Pesta KOPI ini tidak berlangsung mendunia, bahkan penulis dan rekan-rekan blogger dari daerah lainnya tidak seorangpun mengetahui pesta ini. Banyak protes dan kecewa yang tidak ditanggapi serius. Itu hanya satu dari beberapa alasan prinsipil mengapa di tahun 2018, penulis akhirnya memutuskan untuk undur diri dari Komunitas ini.)

13 comments

  1. #KopiIsCinta, semangat sayang!

    ReplyDelete
  2. Kopi is cinta .. tulisannya gereget bnget .......

    ReplyDelete
  3. Kopi is cinta .. tulisannya gereget bnget .......

    ReplyDelete
  4. Cogito ergo sum .
    Aku berfikir maka aku ada ..
    #KopiIsAsyik

    ReplyDelete
  5. Thanks Faizah, yuk nulis..nulis..nulis..

    ReplyDelete
  6. Akieb, gabung di KOPI yuks. Syaratnya punya blog, berkomitmen nulis, dan pakai Whatsapp. Itu aja. Yuks. Udah baca deklarasi KOPI kan? Kita bakal gelar event Akbar se-Indonesia. Sebagai bocoran sedikit, event ini akan menghadirkan Tung Desem Waringin sang Motivator, Giring Nidji, penulis Asma Nadia sebagai bagian dari KOPI juga lhoo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadauuu ..
      Kurang pede kak !!
      Liat lah blog awak ajh kosong !!hhahahah

      Delete
    2. Haha, kalau soal belajar, kita semua masih belajar. Di KOPI banyak yang bisa ditodong ilmunya. Ada kak Arul (Al) dari kabarindo.com, kak Aida, kak Eddy, Kak Sonya, dll.. selain itu di KOPI medan sendiri ada Kak Nurul Fauziah, kak Funny, banyaaak lhooo

      Delete
  7. Keren sakinah..sukses dan terus berkarya..

    ReplyDelete
  8. Wah, ada kak Hera.. Makasih kak, di blogger manggilnya kakak. Padahal di kampus, kak Hera is my best lecturer (y)
    Itulah kerennya blogger KOPI, jadi lebih mendekatkan..

    ReplyDelete
  9. Tulisan seorang jurnalis, keren Kak Sakinah! Hihihi harus banyak belajar nih aku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih banget kak Funny udah meringankan jarinya buat jalan kesinii.. btw,di blog kakak www.diarykhansa.com aku nggak bisa komen, kenapa ya?

      Delete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital