#SakinahMenulis-Terlahir dari keluarga miskin atau kaya, bukanlah kehendak seorang anak. Anak lahir ke dunia dengan peran besar dari Orangtuanya. Untuk itu, anak sebagai kepingan jiwa ayah bunda merupakan anugerah terindah dari Tuhan yang mesti dijaga dengan penuh amanah. Film 'Untuk Angeline' didedikasikan sebagai salah satu potret buram dari ribuan kisah anak Indonesia yang kurang beruntung. Terinspirasi dari kisah tragis yang menimpa Angeline, anak perempuan yang disiksa hingga tewas dengan kondisi mengenaskan. Sosok Angeline dijadikan simbol penolakan tindak kekerasan pada anak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, namun jarang tersentuh hokum.
Diceritakan kisah hidup Angeline lahir tanpa persiapan dana. Orangtua kandung Angeline, Samidah dan Santo terpaksa memberikan Angeline ke warga asing untuk diadopsi. Dengan iming-iming tebusan biaya persalinan di rumah sakit dan sejumlah bujuk rayu lainnya, Angeline yang baru berusia beberapa hari harus berpindah tangan ke keluarga barunya. Midah, Ibu kandung Angeline yang tak pernah setuju akan ide adopsi ini dipaksa bungkam oleh suaminya Santo yang diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana. Posisi Kinaryosih, sebagai pemeran Ibu kandung Angeline teraleniasi dengan keputusan suaminya yang lebih khawatir bila sepeda motornya dijual daripada harus membayar biaya rumah sakit persalinan istrinya.
Cara mudah pun ditempuh. Santo memberikan Angeline ke keluarga kaya dengan harapan kehidupan keluarga mereka dan masa depan Angeline akan lebih baik. Dia tidak berpikir, apakah seorang anak akan baik-baik saja bila diceraikan dari ibunya? Apakah si Ibu akan baik-baik saja tanpa mengetahui nasib anaknya?
Film Untuk Angeline cukup sarat akan pesan moral dan budaya. Diambil dengan latar asli dari kejadiannya yaitu kota Denpasar, Bali, sutradara Jito Banyu mengemas film ini dengan realistis. Akting para pemain yang cukup piawai, plot cerita yang disusun acak namun menghanyutkan, membuat penonton merasa benar-benar menyaksikan dan berada dalam problematika Angeline yang dibawakan oleh Naomi Ivo Saskia Ambry.
Film yang diproduseri Duke Rachmat dan Niken Septikasari ini dengan tegas menyindir semua Orangtua agar selalu melindungi anaknya apapun yang terjadi. Kemiskinan dan kesulitan yang dihadapi dalam hidup bukanlah alasan untuk menelantarkan apa yang telah dimanahkan Tuhan kepada kita. "Anak lebih berharga dari harta, sebab mereka punya hak untuk tumbuh, hidup, dan menggapai impiannya sebagaimana manusia lainnya. Semua anak berhak dikasihi, disayangi, diayomi, dan dinafkahi sebab merekalah yang kelak meneruskan kehidupan manusia. Siapa lagi yang bisa mencintai mereka sebesar cinta Orangtuanya? Bila Orangtuanya saja tega meningggalkannya, apalah lagi orang lain." Kira-kira pesan ini yang saya tangkap melalui film Untuk Angeline.
Kendati demikian horornya tragedi pembunuhan Angeline, film ini tetap berusaha memuat nilai-nilai adiluhung. Cinta kasih dan perhatian yang didapatkan Angeline dari sosok Jhon, ayah angkatnya yang menyayanginya seperti anak sendiri, (meski cuma sebentar), pembantu perempuan yang bekerja di rumahnya serta guru dan teman-teman di lingkungan sekolahnya, turut mewarnai film bergenre Drama Biografi ini.
Dari berbagai konteks yang tergambar dalam film, Sang Sutradara berupaya menyadarkan kembali masyarakat Indonesia akan pentingnya kepedulian dan kasih sayang. Menumbuhkan lingkungan yang positif dan punya rasa saling menyayangi sesama, penting untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa Angeline. Tokoh Kak Seto sebagai Sahabat Anak dimunculkan di film ini, melambangkan setiap anak mempunyai wadah dan hak untuk mendapat perlindungan hukum. Sudah sepatutnya kita, sebagai masyarakat untuk melek dan prihatin dengan anak. Menjadi sahabat anak, berarti juga mencegah dan memberikan jalan keluar terbaik bagi kasus-kasus kekerasan pada anak yang mungkin saja diam-diam terjadi di sekitar kita.
Yuk, nonton film Untuk Angeline dan bangun komitmen bersama untuk stop kekerasan pada anak. Jadikan Angeline sebagai simbol kemerdekaan hak anak Indonesia, sebab mencintai dan peduli itu lebih baik dari bungkam dan apatis. #AyoJadiSahabatAnak bersama Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) #KOPIIsCinta dan dukung terus film Indonesia #UntukAngeline
Publisis Film ini Tw@KOPIKABARINDO, IG@KoalisiKopi, FP_FB@KOPI Is Cinta @UntukAngeline #UntukAngeline
www.kinamariz.com
Untuk Angeline Film : YouTube.com
Medan, 21 Juli 2016
Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz
kalau bisa sesulit apapun kondisinya, jangan sampai menyerahkan anak untuk diadopsi orang lain ya kan kak. tapi kalau pun terpaksa diadopsi, setidaknya sesuai hukum dan peraturan yang ada. sedih memang melihat kenyataan banyak praktek-praktek adopsi yang justru merugikan pihak orang tua kandung. dan mirisnya hal itu selain karena kemiskinan, juga karena ketidaktahuan mereka mengenai hukum dan peraturan yang ada.
ReplyDeleteYup. Pastinya kak. Maka itu Film Untuk Angeline dihadirkan biar masyarakat tahu betapa bahaya kemiskinan ini bila dibiarkan..
DeleteCukup satu Angeline yang menghadapi kesulitan..hidup. Tidak boleh ada lagi Angeline yang lain di bumi Indonesia dan di seluruh Dunia. Amin. Let us create a better and better future for our children
ReplyDeleteBenar itu kak Hera. Pencegahan ini bisa diinfluence melalui berbagai saluran seperti film, tulisan dan kita selalu mengedepankan aspek pendidikan. Mendidik masyarakat untuk lebih aware ke sesama, seperti kata kak Diah..
Deleteangeline, semoga keadilan berpihak selalu. film ini benar2 mengharukan dan memiliki banyak pesan.
ReplyDeleteAmin, dan semoga masyarakat kita semakin peduli dan berbagi...
Deleteangeline, semoga keadilan berpihak selalu. film ini benar2 mengharukan dan memiliki banyak pesan.
ReplyDeleteAmiin.. Thank you Tami sayang.. Komentarnya Ampe dobel-dobel ya..hehe
DeleteBagian terpaksa dijual atau pake bahasa diadopsi karena tak bisa bayar rumah sakit ito kok sepertinya parah banget ya...kejadiannya memang 2006. Semoga sekarang ini klu pun ada kasus serupa pemerintah punya kebijakan yg misalnya para ibu bebas melahirkan dirumah sakit tanpa biaya gitu. Ya paling gak Selama ia masih punya KTP. Ia kan masih WNI juga sih.
ReplyDeleteIya kak Tiwi, miris banget dulu. Sekarang sudah ada kok kak program kesehatan pemerintah buat yg nggak mampu ataupun buat yang mau diberi keringanan. Namanya Jampersal, jaminan persalinan bagi ibu hamil. Mungkin di waktu itu program tsb belum jalan.
DeleteBPJS kesehatan juga cover kok untuk melahirkan. Kita sekarang mah enak. Apa-apa sudah ada badan hukumnya.