#SakinahMenulis-Sebagai generasi yang hidup di era millenial, manusia dan teknologi komunikasi sudah tidak bisa dipisahkan. Hanya dengan sentuhan kecil di jari, kita dapat berhubungan dengan orang yang jauh beda provinsi, beda pulau, negara, hingga terkoneksi dengan jutaan manusia. Ingin makan tapi malas memasak? Gampang! Tinggal mencari aplikasi antar makanan di Smartphone. Ingin belanja tapi malas gerak alias mager? Mudah saja, tinggal cari toko belanja online dan bebas pilih akan beli yang mana. Ingin bepergian? tinggal cari angkutan online ataupun beli tiket di situs perjalanan. Capek? Bisa calling tukang pijat. Bosan? Bisa main dan install game favorit di Smartphone. Lengkap. Hanya modal kuota dan perangkat yang kompatibel, semua ada dalam genggaman.
Saking eratnya kebutuhan manusia akan Smartphone ini, iseng-iseng saya bertanya ke 10 orang teman. "Coba sebutkan 5 benda wajib apa yang harus selalu ada di dalam tas? Ternyata 9 dari 10 orang menyebut colokan (charger) dan powerbank sebagai benda terwajib yang paling dibutuhkan setelah Handphone, dompet, kunci, dan make up. Alasannya pun senada, yaitu khawatir Smartphonenya padam saat sedang dibutuhkan. Wah, sedemikian bergantungnya ya kita dengan Smartphone.
Soal baterai Smartphone yang cepat kandas ini, saya juga pernah merasakan pengalaman konyol dan sedikit horor. Waktu itu saya sedang training di sebuah institusi diklat. Namanya training, ya otomatis seharian dari jam 08.00 WIB pagi sampai jam 18.00 WIB sore. Sebelum berangkat, saya sudah janjian nih sama suami agar dijemput di lokasi gedung A, jam sekian, dan pesan saya nggak pakai lama, karena lokasinya bakal sangat sepi, seram juga kalau menjelang malam. Oke, training pun berjalan sesuai rencana. Nah, ternyata di tengah-tengah training, kami diminta mengerjakan tugas tertentu menggunakan Smartphone. Siang berlalu, sore tiba. Tugas saya kumpulkan dengan hati lega. Training pun berakhir manis. Tapi tunggu, ternyata notifikasi di Smartphone saya tak semanis senyum para Trainer itu. Munculnya tanda 3% di layar membuat alarm panik saya kedip-kedip. Saya baru ingat kalau belum mengabari suami bakal jemput di koridor gedung yang mana, jam berapa, sebab saat itu pukul 19.30 WIB dan acara baru selesai.
Langit di luar gelap dan mendung. Titik-titik air larut bersama hawa dingin yang menyelinap diantara gesekan daun trembesi. Dinginnya menusuk tulang saya yang sedang berdiri menanti kedatangan suami meski Smartphone saya mati. Celingak-celinguk dan berdiri di tengah koridor, menyaksikan hujan membelah malam jadi makin malam. Duh, saya mendadak melow dan sedih. Sejak acara bubar pukul 19.30 WIB tadi, teman-teman saya sudah pada berpulangan dengan kendaraan masing-masing. Sementara powerbank saya juga sudah mati sejak siangnya, dan tidak ada lubang colokan di koridor semi outdoor ini. Hujan makin deras dan betullah terjadi pada saya. Di koridor gedung itu tidak ada siapa-siapa, sebab tempat saya menunggu berbeda dengan lokasi acara. Rasa takut dan paranoid mulai menyerang saya satu per satu. Pikiran negatif pun muncul menguasai diri saya. Bagaimana kalau suami tak bisa menemukan saya? Bagaimana kalau ada orang jahat di tempat sepi ini. Bagaimana saya bisa pulang malam ini?
Saya berdoa sambil mencari-cari lubang colokan di sepanjang koridor yang sepi. Ternyata ada satu ruangan kosong di gedung itu yang pintunya belum dikunci, lampunya menyala. Segera saya periksa steker listrik di sekitar dinding terdekat dengan daun pintu. Masalahnya, di ruangan kosong itu tidak ada siapa-siapa. FYI, gedung ini kampus, tapi mahasiswa saat itu sedang libur semester jadi gedungnya dipakai untuk kegiatan training non akademik. Hap! Akhirnya saya ketemu colokan di sisi kanan daun pintu. Dengan sigap dan doa-doa deras di mulut, saya pun menusukkan soket charger dan mengecas Smartphone saya. Syukurnya, listrik ruangan itu mengalir. Hening. Jemari saya mendingin saat mengetik pesan singkat ke suami dimana lokasi saya. Parahnya hari hujan lebat, sinyal buruk, dan pesan saya berstatus pending. Belum terkirim. Ingin menelpon, baterai Smartphone saya tak akan kuat. Saya diserang paranoid. Ruangan kosong itu jadi makin senyap dan mencekam.
Sementara saya sibuk menyalin isi pesan tadi menjadi SMS, tiba-tiba suara gledek menyambar di jendela dan listrik padam. Spontan saya menjerit dan komat-kamit berdoa. Saya cabut charger Smartphone dan lari pontang panting menuju cahaya. HUHUHU. You know what I feel. Lima menit berselang, saya melihat cahaya sepeda motor merapat ke pinggir gedung tempat saya berdiri. Seorang pria dengan jas hujan menyodorkan helm ke arah saya. Leganya, itu suami saya. Saya pun berhasil pulang dengan tenang. Hufh, hampir saja.
Pengalaman konyol ini nyatanya menjadikan saya was-was soal baterai Smartphone, apalagi untuk kita yang aktivitasnya padat. Beruntung, pada pertengahan Oktober lalu, saya menghadiri peluncuran Smartphone ASUS seri Zenfone Max Pro M1. Seperti varian sebelumnya, ZenFone Max Pro M1 ini jenis smartphone yang mengandalkan kemampuan baterai sebagai fitur unggulannya. Dengan baterai 5.000 mAh, ZenFone Max Pro M1 ini juga didukung dengan fitur quick charge 4.0. Jadi kalau lowbat, cukup waktu 1 jam lebih atau sekitar 1 jam 20 menit, daya baterai dari 5 persen bisa langsung full. Sementara, saat dipakai seharian penuh, baterainya bisa tahan selama 13 jam 50 menit, dengan aktivitas pemakaian layar mencapai 11 jam 20 menit. Wow, sungguh idaman sekali!
Selain baterai oke, biasanya saya melihat Smartphone dari modelnya yang kekinian. Kerennya ASUS seri Zenfone Max Pro M1 ini ternyata memiliki model yang mendukung fitur full-view display. Layarnya besar, yakni berukuran 6 inci, namun dimensinya relatif ringkas. Aduh, ini benar-benar puas dipakai main game, ngetik tulisan di blog, atau edit foto/video. Disebutkan juga, smartphone ini menggunakan prosesor octa-core mutakhir Qualcomm Snapdragon 636. Sudah tahulah ya performa Snapdragon 636 ini juara dan sangat efisien penggunaan energinya. Dengan performa tinggi begini, Smartphone ini makin jadi pilihan buat para pecinta game atau pengguna aktif sosial media seperti saya.
Indonesia, Negara Pertama yang Punya ZenFone Max Pro M1
Dalam ajang bertajuk Limitless Gaming Max Series Launch itu, ASUS merilis update terbaru di jajaran smartphone seri Max andalannya. Setelah menghadirkan varian ZenFone Max Plus M1 sebagai pembuka lini baru ZenFone Max pada kuartal pertama 2018, kini produsen asal Taiwan tersebut kembali menghadirkan varian terkuat dari seri Max M1 yakni ZenFone Max Pro M1.
“Kami sangat gembira berhasil mewujudkan Indonesia sebagai negara pertama yang memiliki ZenFone Max Pro M1.Dengan prosesor Snapdragon 636 yang bertenaga, dan kapasitas baterai untuk seharian, ini merupakan pilihan sempurna bagi para mobile gamers dan enthusiast. Dengan ZenFone Max Pro M1, pengguna akan benar-benar mengalami 'Limitless Gaming' yang sebenarnya," sebut Mr Chen.
“Dengan peningkatan performa signifikan yang ditawarkan oleh Snapdragon 636, Qualcomm Technologies bekerja sama erat dengan ASUS untuk menunjukkan komitmennya, dalam memenuhi kebutuhan pengguna di Indonesia akan perangkat berperforma tinggi di harga yang terjangkau,” timpal Mantosh Malhotra, President Southeast Asia, Qualcomm.
Jago untuk Ngegame
“Kelebihan utama yang menjadi ciri khas ASUS ZenFone Max series adalah kapasitas baterainya yang didesain khusus untuk para traveller dan mereka yang butuh daya tahan baterai maksimal.ZenFone Max Pro M1 punya kapasitas baterai yang besar, yakni 5.000mAh, dapat menyimpan daya lebih besar, namun dibuat dalam dimensi ringkas. Sangat bermanfaaat bagi para gamers,” ujar Benjamin.
Untuk bermain game, pengguna membutuhkan perangkat yang punya performa mumpuni untuk menjalankan aplikasi game-game terkini. Prosesor Qualcomm Snapdragon 636, yang menawarkan performa lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 625, dijamin mampu untuk menangani aplikasi game Android apapun yang disediakan di Google Play Store. Bahkan kalau kita membandingkannya dengan apliksi benchmark Antutu, peningkatannya mencapai 1,54x lebih tinggi.
“Tak hanya prosesor, untuk kepuasan bermain game, pengguna juga butuh tampilan layar yang maksimal. Tak hanya ukuran yang besar, tetapi resolusi tinggi juga dibutuhkan.Untuk itu, ZenFone Max Pro M1 menyediakan layar ukuran besar, yakni 6 inci dan resolusi Full HD+ 2.160 x 1080p dengan rasio 18:9 serta full-view display demi memaksimalkan pengalaman bermain game,” papar Benjamin.
Benjamin menambahkan, pengguna juga tak perlu khawatir, untuk para professional gamers, ASUS ZenFone Max Pro M1 menyediakan baterai yang sangat besar yakni sebesar 5.000mAh. “Dengan baterai berkapasitas besar tersebut, dikombinasikan dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 636 yang punya performa dan efisiensi energi yang tinggi, gamers punya banyak waktu untuk bermain sampai baterai smartphonenya benar-benar habis," tegasnya.
Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz
Saking eratnya kebutuhan manusia akan Smartphone ini, iseng-iseng saya bertanya ke 10 orang teman. "Coba sebutkan 5 benda wajib apa yang harus selalu ada di dalam tas? Ternyata 9 dari 10 orang menyebut colokan (charger) dan powerbank sebagai benda terwajib yang paling dibutuhkan setelah Handphone, dompet, kunci, dan make up. Alasannya pun senada, yaitu khawatir Smartphonenya padam saat sedang dibutuhkan. Wah, sedemikian bergantungnya ya kita dengan Smartphone.
Soal baterai Smartphone yang cepat kandas ini, saya juga pernah merasakan pengalaman konyol dan sedikit horor. Waktu itu saya sedang training di sebuah institusi diklat. Namanya training, ya otomatis seharian dari jam 08.00 WIB pagi sampai jam 18.00 WIB sore. Sebelum berangkat, saya sudah janjian nih sama suami agar dijemput di lokasi gedung A, jam sekian, dan pesan saya nggak pakai lama, karena lokasinya bakal sangat sepi, seram juga kalau menjelang malam. Oke, training pun berjalan sesuai rencana. Nah, ternyata di tengah-tengah training, kami diminta mengerjakan tugas tertentu menggunakan Smartphone. Siang berlalu, sore tiba. Tugas saya kumpulkan dengan hati lega. Training pun berakhir manis. Tapi tunggu, ternyata notifikasi di Smartphone saya tak semanis senyum para Trainer itu. Munculnya tanda 3% di layar membuat alarm panik saya kedip-kedip. Saya baru ingat kalau belum mengabari suami bakal jemput di koridor gedung yang mana, jam berapa, sebab saat itu pukul 19.30 WIB dan acara baru selesai.
Langit di luar gelap dan mendung. Titik-titik air larut bersama hawa dingin yang menyelinap diantara gesekan daun trembesi. Dinginnya menusuk tulang saya yang sedang berdiri menanti kedatangan suami meski Smartphone saya mati. Celingak-celinguk dan berdiri di tengah koridor, menyaksikan hujan membelah malam jadi makin malam. Duh, saya mendadak melow dan sedih. Sejak acara bubar pukul 19.30 WIB tadi, teman-teman saya sudah pada berpulangan dengan kendaraan masing-masing. Sementara powerbank saya juga sudah mati sejak siangnya, dan tidak ada lubang colokan di koridor semi outdoor ini. Hujan makin deras dan betullah terjadi pada saya. Di koridor gedung itu tidak ada siapa-siapa, sebab tempat saya menunggu berbeda dengan lokasi acara. Rasa takut dan paranoid mulai menyerang saya satu per satu. Pikiran negatif pun muncul menguasai diri saya. Bagaimana kalau suami tak bisa menemukan saya? Bagaimana kalau ada orang jahat di tempat sepi ini. Bagaimana saya bisa pulang malam ini?
Saya berdoa sambil mencari-cari lubang colokan di sepanjang koridor yang sepi. Ternyata ada satu ruangan kosong di gedung itu yang pintunya belum dikunci, lampunya menyala. Segera saya periksa steker listrik di sekitar dinding terdekat dengan daun pintu. Masalahnya, di ruangan kosong itu tidak ada siapa-siapa. FYI, gedung ini kampus, tapi mahasiswa saat itu sedang libur semester jadi gedungnya dipakai untuk kegiatan training non akademik. Hap! Akhirnya saya ketemu colokan di sisi kanan daun pintu. Dengan sigap dan doa-doa deras di mulut, saya pun menusukkan soket charger dan mengecas Smartphone saya. Syukurnya, listrik ruangan itu mengalir. Hening. Jemari saya mendingin saat mengetik pesan singkat ke suami dimana lokasi saya. Parahnya hari hujan lebat, sinyal buruk, dan pesan saya berstatus pending. Belum terkirim. Ingin menelpon, baterai Smartphone saya tak akan kuat. Saya diserang paranoid. Ruangan kosong itu jadi makin senyap dan mencekam.
Sementara saya sibuk menyalin isi pesan tadi menjadi SMS, tiba-tiba suara gledek menyambar di jendela dan listrik padam. Spontan saya menjerit dan komat-kamit berdoa. Saya cabut charger Smartphone dan lari pontang panting menuju cahaya. HUHUHU. You know what I feel. Lima menit berselang, saya melihat cahaya sepeda motor merapat ke pinggir gedung tempat saya berdiri. Seorang pria dengan jas hujan menyodorkan helm ke arah saya. Leganya, itu suami saya. Saya pun berhasil pulang dengan tenang. Hufh, hampir saja.
Pengalaman konyol ini nyatanya menjadikan saya was-was soal baterai Smartphone, apalagi untuk kita yang aktivitasnya padat. Beruntung, pada pertengahan Oktober lalu, saya menghadiri peluncuran Smartphone ASUS seri Zenfone Max Pro M1. Seperti varian sebelumnya, ZenFone Max Pro M1 ini jenis smartphone yang mengandalkan kemampuan baterai sebagai fitur unggulannya. Dengan baterai 5.000 mAh, ZenFone Max Pro M1 ini juga didukung dengan fitur quick charge 4.0. Jadi kalau lowbat, cukup waktu 1 jam lebih atau sekitar 1 jam 20 menit, daya baterai dari 5 persen bisa langsung full. Sementara, saat dipakai seharian penuh, baterainya bisa tahan selama 13 jam 50 menit, dengan aktivitas pemakaian layar mencapai 11 jam 20 menit. Wow, sungguh idaman sekali!
Selain baterai oke, biasanya saya melihat Smartphone dari modelnya yang kekinian. Kerennya ASUS seri Zenfone Max Pro M1 ini ternyata memiliki model yang mendukung fitur full-view display. Layarnya besar, yakni berukuran 6 inci, namun dimensinya relatif ringkas. Aduh, ini benar-benar puas dipakai main game, ngetik tulisan di blog, atau edit foto/video. Disebutkan juga, smartphone ini menggunakan prosesor octa-core mutakhir Qualcomm Snapdragon 636. Sudah tahulah ya performa Snapdragon 636 ini juara dan sangat efisien penggunaan energinya. Dengan performa tinggi begini, Smartphone ini makin jadi pilihan buat para pecinta game atau pengguna aktif sosial media seperti saya.
www.kinamariz.com |
Dalam ajang bertajuk Limitless Gaming Max Series Launch itu, ASUS merilis update terbaru di jajaran smartphone seri Max andalannya. Setelah menghadirkan varian ZenFone Max Plus M1 sebagai pembuka lini baru ZenFone Max pada kuartal pertama 2018, kini produsen asal Taiwan tersebut kembali menghadirkan varian terkuat dari seri Max M1 yakni ZenFone Max Pro M1.
“Kami sangat gembira berhasil mewujudkan Indonesia sebagai negara pertama yang memiliki ZenFone Max Pro M1.Dengan prosesor Snapdragon 636 yang bertenaga, dan kapasitas baterai untuk seharian, ini merupakan pilihan sempurna bagi para mobile gamers dan enthusiast. Dengan ZenFone Max Pro M1, pengguna akan benar-benar mengalami 'Limitless Gaming' yang sebenarnya," sebut Mr Chen.
“Dengan peningkatan performa signifikan yang ditawarkan oleh Snapdragon 636, Qualcomm Technologies bekerja sama erat dengan ASUS untuk menunjukkan komitmennya, dalam memenuhi kebutuhan pengguna di Indonesia akan perangkat berperforma tinggi di harga yang terjangkau,” timpal Mantosh Malhotra, President Southeast Asia, Qualcomm.
Jago untuk Ngegame
“Kelebihan utama yang menjadi ciri khas ASUS ZenFone Max series adalah kapasitas baterainya yang didesain khusus untuk para traveller dan mereka yang butuh daya tahan baterai maksimal.ZenFone Max Pro M1 punya kapasitas baterai yang besar, yakni 5.000mAh, dapat menyimpan daya lebih besar, namun dibuat dalam dimensi ringkas. Sangat bermanfaaat bagi para gamers,” ujar Benjamin.
Untuk bermain game, pengguna membutuhkan perangkat yang punya performa mumpuni untuk menjalankan aplikasi game-game terkini. Prosesor Qualcomm Snapdragon 636, yang menawarkan performa lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 625, dijamin mampu untuk menangani aplikasi game Android apapun yang disediakan di Google Play Store. Bahkan kalau kita membandingkannya dengan apliksi benchmark Antutu, peningkatannya mencapai 1,54x lebih tinggi.
“Tak hanya prosesor, untuk kepuasan bermain game, pengguna juga butuh tampilan layar yang maksimal. Tak hanya ukuran yang besar, tetapi resolusi tinggi juga dibutuhkan.Untuk itu, ZenFone Max Pro M1 menyediakan layar ukuran besar, yakni 6 inci dan resolusi Full HD+ 2.160 x 1080p dengan rasio 18:9 serta full-view display demi memaksimalkan pengalaman bermain game,” papar Benjamin.
Benjamin menambahkan, pengguna juga tak perlu khawatir, untuk para professional gamers, ASUS ZenFone Max Pro M1 menyediakan baterai yang sangat besar yakni sebesar 5.000mAh. “Dengan baterai berkapasitas besar tersebut, dikombinasikan dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 636 yang punya performa dan efisiensi energi yang tinggi, gamers punya banyak waktu untuk bermain sampai baterai smartphonenya benar-benar habis," tegasnya.
www.kinamariz.com |
Silahkan untuk berkomentar, namun ingat ya link hidup tidak diperkenankan diletak sembarangan di sini. Insya Allah saya siap kok blog walking tanpa harus nempel-nempel backlink. Ok. Thanks
ReplyDeletePerlu dicoba ini ponselnya, kayaknya bagus
ReplyDeleteBukan kayaknya tapi emang baguussss :D
Deleteharganya brpa bu....☺ mgkin bisa untuk hadiah ULTAH nya arum ππ
ReplyDeleteHarganya bisa cek social media di ASUS Indonesia, start 2 jutaan lho Miss. Bisalah keren itu hadiahnya
DeleteKebetulan saya sedang cari HP gaming, lumayanlah jadi referensi dan bisa ini Hpnya masuk ke wishlist saya.
ReplyDeleteTerima kasih, semoga bermanfaat ya informasinya
Delete