MUSPERIN 2 : Meneroka Sejarah Panjang Perkebunan di Indonesia

 
#SakinahMenulis-Saat bepergian ke satu kota, tak lengkap tanpa menjelajahi situs apa yang menjadi identitas kota tersebut. Bukan hanya punya kesan yang kuat, tempat yang menarik juga diisi dengan nilai sejarah yang bermakna. Demikianlah, pada satu waktu yang menyenangkan, Minggu 19 November 2023, saya bersama teman-teman dari komunitas Blogger Medan (Blog M), berkunjung ke salah satu Cagar Budaya penting di Kota Medan. Ialah Museum Perkebunan Indonesia (MUSPERIN) 2 yang berada di Jalan Pemuda No.2, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, provinsi Sumatera Utara 20151.

Lokasi MUSPERIN 2 yang tak jauh dari titik nol kota Medan ini, membuat kita mudah menemukannya diantara barisan gedung-gedung tua yang masih dipertahankan Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Bangunan Musperin atau pada masa berkuasanya pemerintah Hindia Belanda dikenal dengan gedung AVROS, merupakan bangunan tinggi 4 lantai yang didesain langsung oleh G.H Mulder di tahun 1918. Bergaya khas Eropa dengan langit-langit tinggi ditopang tiang-tiang besar yang kokoh, bangunan ini mencerminkan kemegahan dan keluwesan desain arsitektur pada masa itu. Diisi dengan furniture berbahan dasar kayu yang dibawa dari Jepara asli, semakin menambah kental nuansa rasionalisme yang kemudian menjadi trend di abad ke-20.
 
Fasilitas di MUSPERIN 2 ini cukup lengkap. Tersedia : Cafe dengan fasilitas WiFi, Ruang Pameran, Elevator/Lift, Ruang Rapat, dan Menara dengan Lonceng Jam Tua yang sudah berdentang sejak zaman kolonial.
 
Dengan harga tiket masuk umum senilai Rp.25.000,- dan turis mancanegara Rp.35.000,- kita sudah bisa menikmati semua fasilitas yang akan dipandu oleh Tour Guide. Saran saya, sebelum ikut room tour, ada baiknya kita persiapkan segala perlengkapan fotografi dan rekaman. Karena akan ada banyak sekali informasi sejarah Perkebunan di Indonesia yang menarik dan sangat detail disampaikan oleh Tour Guide, sayang untuk dilewatkan.
 

Pengalaman Mengunjungi MUSPERIN 2
 
Pertama kalinya masuk ke gedung Cagar Budaya milik BKS-PPS ini, kita akan melihat pintu Cafe Avros dengan partisi kaca estetik. Masuk ke cafenya yang sejuk, kita bisa memesan makan-minum sembari berbincang. Dari lantai 1 cafe, ada sekat yang menuju ke Ruang Pertemuan untuk pembicaraan yang lebih intens. Di sebelah kanan ruang rapat tersebut, tersedia pula Musholla yang bersebelahan dengan Elevator/Lift khusus yang sudah ada sejak gedung dibangun dan direnovasi.
 
Usai duduk bersantai di cafe, kita dipandu oleh Tour Guide (saya bertemu Kak Nisa) lantas menyusuri lorong yang tak jauh dari meja kasir. Di sana ada jalan menuju pintu ke Ruang Pameran (exhibition room). Ruang dimana sejarah membentang dan disusun sedemikian rupa untuk lebih mudah dicerna pengunjung berbagai kelas dan usia. Masuk ke ruang ini, saya nyaris tersedot dalam pusaran waktu. Dengan konsep "Connecting The Past to The Future", ruangan ini memuat berbagai informasi dalam desain gambar, foto, peta, grafis, bahkan menampilkan benda-benda ikonik.
 
Ada banyak benda-benda menarik di dalamnya. Saya akan mulai dari pilar-pilar dengan kata-kata puitik penuh makna. Tidak metaforis, namun juga tidak sembarangan. Kata-kata yang menyeret saya dalam arus waktu yang terasa mundur ratusan tahun lalu. Saat sepatu saya menapak di ruangan beraroma khas itu, saya seperti dihamparkan pada masa yang lampau. Ratusan tahun lalu, saat kapal besar yang membawa ratusan-ribuan Kuli Kontrak dari tanah Jawa sandar di pelabuhan Belawan. Kesemua pekerja yang terdiri dari wanita dan pria berbaur dalam pakaian putih-putih untuk dapat dikenali. Di kapal, mereka tak hanya melihat laut, namun juga memainkan banyak peran. Ada yang membersihkan kapal, ada yang memasak di dapur, bahkan ada yang bertugas memainkan alat musik untuk menghibur para penumpang. Maklum, di masa itu untuk berlayar antar pulau bisa memakan waktu berhari-hari.
 
Para pekerja kontrak tersebut didatangkan untuk bekerja sebagai petani, MUSPERIN 2 bahkan masih menyimpan salinan yang berisikan identitas para pekerja seperti nama, asal domisili, tahun lahir, ciri-ciri, bahkan catatan kriminal para pekerja. Arsip khusus dengan bubuhan sidik jari pengganti tanda tangan ini disimpan dalam kertas tua yang katanya ke depannya akan didigitalisasikan. Selain memuat dokumen penting, di sini juga ada barang-barang yang menjadi saksi gemerlapnya pesona Tembakau Deli, si daun emas yang mendongkrak perekonomian Nusantara di mata dunia. Kota Medan sebagai pintu gerbang masuknya perdagangan dan industri dunia, juga punya peran besar di sini. Akan sangat menyenangkan mendengar pemaparan langsung dari Kak Nisa, Tour Guide MUSPERIN 2 yang akan membantu menjelaskan dengan detail dan terperinci.
 

Usai mengulas benda-benda di ruang pameran, kita menuju ke Ruang Arsip. Di sana ada disimpan beberapa contoh benih bibit kelapa sawit yang siap unuk dikawinkan. Proses perkawinan bibit kepala sawit dengan kualitas terbaik ini juga cukup unik. Ternyata ada serangkaian prosedur yang harus dilakukan untuk mendapat benih dengan hasil produksi yang terbaik dan diakui dunia. Jangan khawatir, kita bisa meminta pemandu untuk menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
 
Lepas dari ruang arsip, kami berjalan melewati lorong yang ternyata punya akses tangga untuk naik ke lantai berikutnya. Ruang yang berlapis-lapis seperti labirin, sungguh mencengangkan saya tentang bagaimana detail dan modernnya seni arstitektur di masa itu. Tangga besar yang kokoh dengan kayu yang sama seperti tahun 1918, kita naik ke lantai 2 yang difungsikan sebagai kantor. Tak banyak yang kami eksplorasi di sini, karena ada sisi yang cantik untuk berfoto bersama di lantai ini. Pencahayaan dan sirkulasi udara yang bagus, membuat lantai ini cukup nyaman untuk duduk-duduk sebelum memanjat ke lantai 4, tempat dimana Lonceng Tua Besar berdentang mengikuti hitungan jam.
 
Melewati Lantai 3, tak banyak yang bisa diungkapkan karena difungsikan sebagai kantor. Kami lalu menaiki anak tangga hingga ke lantai 4 yang ternyata belum diisi dengan banyak benda. Lantai paling atas dengan lantai kayu ini cukup unik karena ada ruang khusus jam yang dulunya dipakai sebagai alarm waktu masuk dan pulang para pekerja. Dentamnya yang masih kuat dan nyaring saat kami menyaksikan lonceng yang besar itu bergoyang di waktu yang tepat 1 jam. Selain lonceng, ada beberapa benda yang disimpan di lantai 4 seperti lukisan, sepeda, hingga meja penyortir daun tembakau.
 

Menikmati perjalanan waktu, akhirnya kami pun kembali ke lantai 1. Menyejukkan diri dengan makanan dan minuman segar di Cafe dan menyimpan souvenir cantik yang diberikan kepada pengunjung. Berdentang lonceng, berakhir pula perjalanan kami di MUSPERIN 2 ini. Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan berkesan buat saya. Bagi teman-teman yang tertarik dan ingin berkunjung ke museum ini, bisa menghubungi Kontak Person di bawah ini :
Icha  : 0853 6196 8255 atau Cindy : 0811 6515 181
 
Selamat bertualang ke MUSPERIN 2, silakan meneroka sejarah panjang perkebunan di Indonesia sepuasnya!
 
Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz

13 comments

  1. Saya baru tahu klau museum perkebunan di Indonesia adanya di Kota Medan ya bu. Saya pikir cuma gedung biasa peninggalan Belanda, ternyata pnya banyak sejarah. Jadi pngen bw murid ke Museum ini bu, HTMnya pun dikasih tahu ya, lgkap juga, makasih ya bu infonya, cateeet,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 pak, nanti kalau mau kontak personnya ada di kolom paling bawah ya

      Delete
  2. MUSPERIN 1 kk udh prnah kesana kin, MUSPERIN 2 ini yg belom, makin penasaran kalau udh kina ulas di blog ini berarti emang se-worth it itu, thanks udah share infonya kin nanti kapan2 mau mampir ke sini ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 kak, seseru itu memang kak. Sip kak, kalo mau kesana japri aja kontak personnya ya kak. Makasih sdh mampir kak

      Delete
  3. Wah ternyata kuli kontrak jaman dulu naik kapal ada hiburan nya berasa naik Titanic ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jiahaha, bener Kyo. Duh jd kepengen naik kapal kan. Btw, zaman dulu aja udah sekeren itu ya kapalnya. Apalagi sekarang

      Delete
  4. Pemandunya keren ya, kak
    Informatif dan edukatif
    Hampir semua informasi ditransfer lengkap ke pengunjung
    Tapi memang begitu harusnya seorang pemandu, ya.
    Musperin 2 keren...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul sekali kak Suci, tapi aku pernah dulu ke Museum di tempat lain belum segini baik sih pemandunya. Bangga juga di Musperin 2 dapat Tour Guide yg sekeren ini

      Delete
  5. Baca review kinah, serasa dipandu sama guide musperin langsung. Nyesel deh kemarin gk ikutan 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih kak Dewi, kapan2 ikut jalan2 bareng blog M lagi pasti seru ya kak

      Delete
  6. Bayar 25 ribu udah pake tour guide lho. Dan tour guidenya mandu dan kasih informasi yang benar² detail. Seseru itu wisata sejarah ke musperin 2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bgt kak Nafilah, jd pengen bw keluarga ke sini lagi ya kak

      Delete
  7. Harusnya tempat-tempat seperti ini sering dieksplor untuk jadi tempat wisata favorit. Terutama generasi muda. Jadi gak hanya jalan-jalan ke mall aja. Tapi wisata sarat manfaat seperti ke musperin ini bisa menambah kesadaran dan pengetahuan akan kekayaan perkebunan di Sumatera Utara

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital