Diskusi Sastra : KSI Rantau Prapat Gelar Launching Novel dan Antologi Puisi

www.kinamariz.com
KSI Medan Publishing Logo
#SakinahMenulis-Pada hari Kamis, 12 Januari 2011, bertempat di Gedung Nasional kota Rantau Prapat, Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Studio Rantau Prapat menggelar acara launching Novel dan Antologi Puisi dari KSI Medan Publishing, untuk pertama kalinya.

Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga pukul 14.00 wib itu sebagian besar dihadiri oleh siswa SMA, SMK, guru, kepala sekolah. dan mahasiswa dari sekolah-sekolah dan universitas yang ada di Rantau Prapat. Para undangan juga hadir dari kalangan  Ormas, serta tokoh-tokoh masyarakat yang peduli akan sastra. “Saya mewakili Bupati Rantau Prapat, sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan launching novel dan puisi yang diadakan oleh KSI Rantau Prapat, ini,” ujar Wakil Bupati Rantau Prapat Suheri Pane SIP, dalam sambutannya yang juga salah satu pembicara dalam acara ini.

Menurutnya, kegiatan semacam ini penting untuk meningkatkan gairah sastra di Rantau Prapat. "Apalagi sepengetahuan saya, kegiatan “Launching Novel dan Puisi” baru pertama kalinya dilakukan di sini (Rantau Prapat),” tuturnya lagi.

Senada dengannya, Ketua Komunitas Sastar Indonesia (KSI)-studio Rantau Prapat, Amin Setiamin, yang juga sebagai ketua Panitia acara, menyampaikan bahwa anak-anak muda Rantau Prapat sangat bersemangat untuk belajar dan mengenal sastra-budaya Indonesia. "Rantau Prapat selaku wilayah yang terdiri atas suku, ras, agama dan budaya yang heterogen, menjadikan generasi pecinta dan penulis sastra di Rantau Prapat, kaya akan pengalaman dan kultur sendiri. Akan tetapi, dalam hal mengenal dan belajar, generasi ini masih sangat membutuhkan arahan dan bimbingan," jelasnya. Atas dasar pertimbangan dan niat yang tulus itulah, Amin Setiamin dan beberapa temannya bersemangat untuk menggagas terbentuknya KSI-studio Rantau Prapat.
www.kinamariz.com
Adapun Novel yang dilaunching adalah Amang Parsinuan karya Lucya Chriz dan Antologi Puisi Amin Setiamin yang berjudul Nafas Angin. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua KSI-Medan, Idris Pasaribu. Setelah dibuka, acara dilanjutkan dengan penampilan teaterikal Amang Parsinuan yang dimainkan oleh Tarmizi (sebagai Lomo) dan Vera (sebagai Roma).
Hiburan disambung dengan pembacaan puisi “Akan Kubeli Indonesia” karya Amin Setiamin yang dibacakan oleh Juhendri Chaniago, serta puisi kontemporer Sutardji Calzoum Bahri, “Batu” yang dibacakan oleh Sakinah Annisa Mariz.

Novel Amang Parsinuan dan antalogi puisi Nafas Angin pun dikaji oleh tiga pembicara, yakni Idris Pasaribu, Suheri Pane SIP, dan Sakinah Annisa Mariz.
www.kinamariz.com
Nafas Angin- Amin Setiamin -Image Source Google.com-
Dalam pembahasannya, Idris pasaribu menelaah Amang Parsinuan dan Nafas Angin melalui perspektif stilistika dan sejarah sastra. Idris mengatakan, novel dan puisi sebagai sebuah karya sastra yang merepresentasikan kehidupan manusia pada zamannya. Karya-karya sastra bagai sebuah coretan sejarah yang meniupkan nilai-nilai estetika ke dalam kalbu manusia untuk mengajak kepada kebaikan. Misalnya saja puisi-puisi Amin yang berjudul 'Aku Bukanlah Aku', atau 'Anak Sekolah Sudah Tak Mau Lagi Sekolah', yang lebih banyak mengandung pesan-pesan moral serta kritik sosial yang tajam tentang kehidupan.

"Kritik sosial yang disampaikan Amin Setiamin dalam puisi-puisinya, dirangkai dengan kata-kata yang satire, namun dapat membangkitkan imaji yang tinggi bagi pembacanya...” terang Idris dalam pembahasannya saat menelaah puisi Amin yang berjudul “Aku Bukanlah Aku”.

Dimoderatori oleh Juhendri Chaniago, microphone lantas berpindah kepada Suheri Pane SIP yang berperan sebagai pembanding dalam diskusi. Mengkaji sastra melalui banyak perspektif sungguh menarik, seperti halnya yang disampaikan Suheri, profesinya sebagai wakil Bupati, ternyata tidak menghambatnya untuk memahami sastra secara utuh. Di luar dugaan, Suheri yang alumnus Fakultas Ilmu Politik, ternyata seorang pecinta dan penikmat sastra yang cukup mengenal sastra. Pengagum Kahlil Gibran ini, menyampaikan perspektifnya dari kajian pragmatik dan psikologi sastra. Menurut Suheri, banyak nilai-nilai kehidupan yang patut dicerna seorang pembaca, ketika dia membaca sebuah karya sastra. Membaca sastra, tidak hanya sekedar memahami, namun sampai kepada proses perenungan dan pemaknaan hingga pada akhirnya, seorang pembaca mampu menangkap pesan-pesan moral tersebut.

“Lucya Chriz dengan gaya bahasanya yang lugas dan mengalir, sangat pandai meramu konflik cerita. Karakter tokoh-tokohnya sangat kuat, serta pencitraan tentang kehidupan sosial masyarakat Batak Toba di Balige, tergambar jelas dalam novel ini,” ungkap Suheri.

Sakinah Annisa Mariz, selaku pembicara kedua yang melihat dari sisi kelahiran karya-karya sastra berwarna lokal, oleh penulis daerah, juga mengungkapkan gagasan-gagasannya tentang sastra berwarna lokal. “Penamaan istilah pada karya sastra “berwarna lokal”, dipergunakan untuk mengklasifikasikan karya-karya sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal dengan pencitraan utuh dan lengkap. Adapun ciri yang paling jelas terlihat adalah pada pemakaian kosa kata yang sifat kedaerahannya khas, penggambaran geografis alam, corak adat-istiadat, kultur budaya-sosial, serta memuat unsur psikologi masyarakat setempat yang diceritakan dalam karya sastra tersebut,” ungkapnya.

Dalam diskusi bersama audiens, tak luput penulis Amang Parsinuan dan Nafas Angin, diburu peserta diskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar teknik kepenulisan dan kiprah mereka di dunia sastra. Diramaikan oleh penampilan baca puisi oleh siswi-siswa dari berbagai sekolah asal Rantau Prapat, serta sesi tanya jawab yang keenam penanyanya juga dari siswa-siswi SMA, SMK Rantau Prapat, membuat perjalanan acara tak terasa hampir dipenghujung.

Pada akhir acara, Juhendri Chaniago menutup diskusi dengan sebait puisi pengharapan. Semoga kreativitas dalam berkarya-sastra semakin hidup dan berjaya di Rantau Prapat!

KSI Medan, 13 Januari 2011
(Penulis mahasiswi semester VI, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNIMED)

(Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz)

1 comment

  1. Silahkan untuk berkomentar, namun ingat ya link hidup tidak diperkenankan diletak sembarangan di sini. Insya Allah saya siap kok blog walking tanpa harus nempel-nempel backlink. Ok. Thanks

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital