Bagaimana Mendapatkan THR Tanpa Harus Kerja di Kantor?


#SakinahMenulis-Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan kebahagiaan tersendiri bagi para pekerja. Terutama bagi karyawan yang sudah puluhan tahun mengabdi di perusahaannya. THR bagaikan gelas berisi air sejuk di padang gersang yang tandus, hehe. Kemunculan THR selalu dinanti-nantikan, meski hanya bertahan beberapa saat, setidaknya THR mewarnai isi dompet dan membuat passion kerja lebih bergairah. Iyakah?

Namun bagaimana dengan orang yang tidak bekerja di kantor ataupun bukan karyawan dari perusahaan manapun. Kerjanya sendiri, usaha dengan keringat sendiri, mengurus bisnis sendiri. Siapakah yang akan memberi kita THR? Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada. (Saya ulang-ulang biar kayak pakai efek Echo) Betapa menyedihkannya, hiks! Eh, tapi tunggu, benarkah kita tidak bisa dapat THR sama sekali? Bukannya masih ada cara untuk dapat uang lebih sebelum lebaran? Ada, saudara-saudara. Ada 3 caranya dan sudah berhasil saya terapkan untuk saya pribadi. Terlepas dari profesi apapun yang kamu kerjakan sekarang, kamu bisa dapat uang lebih (Baca : THR) juga lho. Selamat berburu uang.

1. T-erapkan Hidup Hemat 
Solusi : Zero Waste

Kurangi sampah bantu kurangi masalah hidup kita lho. Saya sudah mencobanya dengan berupaya menahan diri untuk tidak membeli makanan/minuman yang tidak akan saya konsumsi dalam waktu dekat. Menimbun makanan sama sekali tidak ada gunanya buat saya, karena yang ada makan tersebut akan terdiam dalam waktu lama. Otomatis dari tekstur dan rasa sudah tidak segar lagi. Kita juga cepat bosan jika melihat makanan yang itu-itu saja. Karena itu, menghemat perbelanjaan dengan cara belanja seperlunya, buat saya mengirit biaya keluar. Pengiritan ini mungkin tidak bakal terasa jika dilakukan dalam waktu dekat. Misalkan, untuk sekali belanja mingguan kita biasa menghabiskan hingga Rp 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah). Namun jika kita kurangi Rp 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) saja itu sudah cukup menghemat. Jadi belanjanya di stel cukup Rp.350.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) saja. Sisanya disimpan sampai 1 bulan ke depan. Bayangkan, dalam 1 bulan, kita sudah 'keep' Rp. 600.000,-. Dikali 12 bulan, jumlahnya sudah Rp. 7.200.000 (Tujuh Juta Dua Ratus Ribu Rupiah). Lumayan banget jadi THR kaaan? Tabung sedikit, rutin, menang banyak. Ini baru kurangi konsumtif beli makanan ya, belum lagi penggunaan plastik dll.

2. H-adirkan Hijau Penuh Kegembiraan
Solusi : Tanam Apotek Hidup

Apotek Hidup istilah lingkungan untuk jenis tanaman yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari Kunyit, Jahe, Lengkuas, Tomat, Sayur-mayur, cabe-cabean dll. Saya di rumah cuma punya halaman depan lebarnya 6x4 meter. Kecil sekali hanya bisa parkir 2 mobil. Namun tidak semua lahan saya pakai untuk Car Port atau Parking Area. Lahan itu saya tanami bunga-bungaan yang asri dan tanaman-tanaman kecil yang bermanfaat seperti cabe rawit, jeruk kesturi, jeruk purut, anggur hijau, cabe merah keriting, cabe hijau, daun 1000 penyakit, daun mint apel, pohon delima, pandan, kunyit putih, kunyit biasa, lengkuas, pinang, tomat, dll. Banyak sekali manfaatnya. Banyangkan ketika saya menumis Bayam, saya tinggal cari pelengkap bahan dengan petik tomat, ambil jahe, dan panen cabe. Murah meriah sehat alami.

Sayang sekali jika halaman rumah tidak dimanfaatkan untuk tanaman apotek hidup ini. Jika tak punya sebidang tanah, bisa tanam di polybag juga. Suami mengajari saya agar menanam sebagian di pipa bekas renovasi rumah kami, mengisinya dengan tanah. Pipa tadi bisa digantungkan di dinding, bisa berdiri tegak di atas tanaman lain. Selain pipa, bisa juga ember pecah, botol bekas minuman, mug yang sudah retak, dll. Sungguh seru berkebun di rumah sendiri, menghasilkan juga. Terus THRnya dari mana?

Saya bagi tahu ya. Biasanya, kalau rumah kita hijau, tetangga bakal datang dan suka melihat-lihat. Nah itulah dia cara datang uangnya, yaitu dengan berinteraksi dari orang lain. Kamu bisa jual tanaman-tanaman yang sudah dibudidayakan di polybag tadi dan ajak dia untuk saling menghijaukan rumah. Misalnya suami saya, dia menjual 1 polybag kecil daun mint apel itu seharga Rp 5000,- (Lima Ribu Rupiah). Lalu kunyit seakar-akarnya (dalam polybag) seharga yang sama. Memang sih cuma Goceng, tapi terhitung hari ini, sudah hampir ratusan ribu terjual. Jangan salah, tumbuhan kalau rutin disiangi dan dipisah semakin baik dan berkembang banyak. Asal rajin merawatnya. Jika seminggu bisa kumpul uang katakanlah rata-rata Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah), maka sebulan bisa dapat Rp. 400.000,- (Empat Ratus Ribu Rupiah). Artinya dalam setahun x12 bulan, Rp. 4.800.000,- (Empat Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah). Belum lagi uang belanja yang hemat karena bahan-bahannya sudah tersedia. Hm, THRmu jadi makin asyik.

3. R-ecycle Lagi Jangan Kasih Kendor
Solusi : Jual/Belilah Barang Bekas

Memakai barang-barang bekas itu tidak membuat kita jadi hina, asalkan tahu trik dan pintar padu padannya. Jangan memakai bulat-bulat barang yang dibeli dari bekas, namun kreasikan lah sedikit. Saya tidak malu saat membeli genting bekas untuk atap dapur kami saat kami membangun rumah. Toh bentuknya sama saja, kualitas tetap bagus (kalau yang ini nomor 1 ya), harganya pun jauh amat sangat miring, selisih Rp. 1juta dari harga baru. Wah, beruntungnya kami.

Selain itu, Recycle yang saya maksud di sini adalah tradisi untuk pakai lagi barang-barang yang kamu rasa perlu dengan manfaat berbeda. Misalnya, wadah botol kaca bekas Saus Spagheti, biasa saya gunakan untuk wadah menyimpan bawang goreng. Kotak Kardus bekas telur, kami jadikan tempat menyemai benih tumbuhan sebelum ditanam. Pecahan keramik lantai, kami jadikan hiasan untuk jalan ke menuju belakang rumah. Caranya ya dicampur semen, supaya tidak becek. Batok kelapa bekas diparut, kami bersihkan, keringkan, dan gepuk menjadi arang untuk bakar ikan, bakar jagung. Hemat ya? Mana THRnya?

Lah ini, maksud saya. Kalau kita sudah paham barang-barang apa saja yang ada di rumah dan yang mana yang bisa dimanfaatkan ulang, silahkan berhemat. Namun ada juga loh barang yang bisa mendatangkan THR jika bertemu orang yang tepat. Siapa dia? Yaps, pedagang loak. Kalau di Medan, ada macam-macam sebutan buat tukang loak ini.
  • Yang dibelinya adalah baju bekas kita sehari-hari, pedagangnya disebut Langsam.
  • Yang dibelinya adalah buku bekas, kertas, kardus, botol, potongan kayu/besi, kabel putus, lampu rusak, barang butut, pedagangnya disebut Botot.
  • Yang dibelinya adalah makanan busuk, sisa nasi, cacahan sayur, ikan/telur busuk, dan kesemuanya adalah untuk makanan Babi, pedagangnya disebut Parnap.
  • Yang dibelinya adalah botol, plastik, galon air, plastik pembungkus, cup minuman, sedotan, semua yang berbahan plastik, pedagangnya disebut Gentolet.
Nah inilah 4 profesi yang jika mendatangi kalian, akan bisa ditukar dengan uang THR. Mumpung mau lebaran, tidak ada salahnya bongkar rumah, bongkar lemari, bongkar dapur, bongkar garasi. Apa saja yang tak terpakai lagi, kumpulkan, jual ke tempatnya. Rumah bersih lapang, kantong pun tebal. Lumayaaaan. Selamat berburu THR!

Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz

1 comment

  1. Terima kasih sudah mampir dan memberi komentar di blog saya. Blog walking siap meluncur!

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital